KESEPAKATAN
BERSAMA
HASIL
LOKAKARYA “ KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER SERTA REALITAS KEKERASAN TERHADAP
KAUM PEREMPUAN”
BAGI
PETUGAS PASTORAL PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DI KEUSKUPAN JAYAPURA
SENTANI,
4-6 NOVEMBER 2011
(Kerjasama Counter Women Trafficking Commission
Ikatan Biarawati Seluruh Indonesia dan Komisi Pemberdayaan Perempuan Keuskupan
Jayapura )
Mencermati banyaknya persoalan ketidakadilan gender yang dihadapi kaum perempuan di Papua, baik dibidang ekonomi, politik, pendidikan, kesehatan, sosial, budaya, pertahanan keamanan bahkan agama; maka berdasarkan hasil diskusi selama pertemuan, juga mempertimbangkan arahan dan masukan dari para narasumber, dengan ini kami merekomendasikan hal – hal sebagai berikut :
1. Realita
ketidakadilan gender yang dialami perempuan di Papua :
·
Ekonomi :
Tanggung jawab lebih besar yang
dibebankan kepada kaum perempuan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, kesenjangan
ekonomi, kurangnya perhatian terhadap pemberdayaan ekonomi orang asli
·
Pendidikan
Masih sulitnya akses terhadap pendidikan
di pedalaman, banyak asrama asrama mahasiswa dibangun di kota dengan biaya
besar tetapi tidak dilengkapi dengan pola pembinaan yang baik
·
Kesehatan :
Perubahan yang terjadi secara cepat
membawa pengaruh buruk untuk masyarakat, pergaulan bebas yang menyebabkan
semakin tingginya jumlah pengidap HIV AIDS termasuk ibu dan anak, tingginya
tingkat kematian ibu dan anak, dan masih rendahnya kesadaran akan pentingnya
pola hidup sehat
·
Sosial budaya :
Kurangnya penghargaan terhadap harkat
dan martabat kaum perempuan yang terlihat dari tingginya tingkat kekerasan
dalam rumah tangga, maraknya perselingkuhan, perkawinan usia dini, perkawinan
campur ( beda agama, suku, dll ) tanpa ikatan yang sah;
·
Agama :
Para pengurus gereja cenderung
didominasi kaum pria, kurangnya kehadiran kaum pria dalam kegiatan – kegiatan
keagamaan, yang seringkali hanya dihadiri perempuan dan anak-anak
2. Harapan-harapan
:
·
Tanggung jawab bersama
suami istri untuk menjalankan tugas dalam keluarga lebih khusus untuk
pendidikan anak, pemberdayaan di bidang ekonomi terutama perempuan
·
Akses pendidikan yang
mudah ,adanya pendampingan yang intensif untuk para penghuni asrama –asrama
yang ada di kota Jayapura
·
Kesadaran masyarakat
akan pentingnya hidup sehat, bahaya pergaulan bebas, minuman keras, HIV AIDS,
perkawinan usia dini, perkawinan tanpa ikatan yang sah
·
Tidak ada tindak
kekerasan dalam rumah tangga, kehidupan kekeluargaan yang harmonis untuk
mencegah perselingkuhan dan tindak kekerasan dalam rumah tangga
·
Perempuan mendapat
kesempatan yang sama untuk duduk dalam kepengurusan gereja, keikutsertaan dan
keaktifan secara bersama dalam menjalankan kegiatan kegiatan menggereja
3. Solusi
atas persoalan persoalan ini :
·
Sosialisasi hasil
pertemuan ke masing – masing wilayah
·
Pembentukan tim relawan
pemerhati persoalan perempuan dan anak di masing – masing wilayah Dakenat,
Paroki, Kombas, WKRI, komunitas-komunitas religius, dan kelompok kategorial
Gereja
·
Pemberdayaan ekonomi
melalui berbagai macam kegiatan pelatihan keterampilan dan membentuk satu
bagian pemasaran melalui komisi pemberdayaan perempuan Keuskupan Jayapura
·
Membangun jaringan
kerja untuk mempermudah kerjasama antar kelompok dalam usaha memberdayakan kaum
perempuan : Gereja, Adat, Pemerintah, LSM, IBSI, dan lembaga lembaga lain yang
memiliki perhatian yang sama terhadap persoalan kaum perempuan
·
Meningkatkan kegiatan
penyuluhan di kelompok mengenai hidup sehat, bahaya pergaulan bebas, minuman
keras, HIV AIDS, perdagangan manusia ( Trafficking in Human ), pernikahan dini,
KDRT, penggunaan alat komunikasi dan media social secara baik dan benar dll.
Demikian
rekomendasi ini dibuat untuk dapat ditindak lanjuti dan diperhatikan proses
pelaksanaannya.
Sentani, 06 November 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar